Saturday, February 5, 2011

"Mertidusun" Gambaran Filosofi Ucapan Syukur Bagi Orang Jawa.


SYUKUR terkadang menjadi semacam tonik penyembuh jiwa, bagi masalah saat terhimpit di situasi yang sulit. Di saat seperti inilah, pengucapan syukur menjadi sesuatu kuasa yang mampu menghancurkan rasa sedih itu. Barangkali seperti itulah gambaran filosofi ucapan syukur bagi orang Jawa. Mereka mempercayai, kendati sedang tertimpa musibah, masih ada hal-hal positif yang dapat dipetik dan patut disyukuri, hal itu sekaligus menjadi semacam sugesti penenang jiwa.
Ada banyak cara untuk mengungkapkan rasa syukur kepada Sang Maha Pencipta. Sebagaimana yang dilakukan warga di lereng Gunung Merapi. Mereka menggelar acara merti dusun dan merti desa, sebagai bentuk rasa syukur karena selamat dari erupsi Gunung Merapi 2010 yang mengeluarkan 150 juta meter kubik material.

Acara ini digelar di Dusun Soko, Desa Ngargosoko, Kecamatan Srumbung, Kabupaten Magelang selama sehari semalam. “Meski letak dusun kami sangat dekat dengan Merapi namun kami semua sehat dan tidak ada warga yang menjadi korban,” kata Ketua Panitia Merti Dusun, Sabar Budi Prayitno.
Saat erupsi Merapi, sebanyak 125 kepala keluarga warga Soko harus mengungsi ke GOR New Armada Magelang selama kurang lebih 35 hari. Jarak desa dengan Gunung Merapi yang hanya sekitar 12 km membuat dusun tersebut masuk zona bahaya. Menurut Sabar, acara ini dibagi dua yakni merti dusun dan merti desa. Merti dusun dimaksudkan sebagai wujud syukur atas keselamatan dari bahaya Merapi sedangkan merti desa merupakan upaya warga untuk berdoa agar memeroleh hasil bumi yang melimpah.
Dikatakan bahwa untuk bisa memeroleh hasil pertanian yang baik para petani tidak hanya harus mengelola lahan dengan baik. Selain itu, juga harus berdoa dan mengucap syukur, setelah hasil panen dipetik. Acara merti dusun dan merti desa ini diawali dengan kenduri dan doa bersama kemudian dilanjutkan penyelenggaraan wayang kulit dengan dalang Ki Cermokumoro dari Sleman Yogyakarta. Lakon yang dimainkan adalah Makukuhan.
Memulai Kehidupan Baru
Pada malam hari giliran dalang kondang Ki Sudiyono dari Sleman yang membawakan lakon Suryodadari. “Ini mengandung maksud, pascaerupsi masyarakat memulai kehidupan baru. Jangan patah semangat dengan bencana Merapi, mari kita bangkit menyongsong masa depan," kata tokoh masyarakat Surahman.
Surahman mengatakan, merti dusun sebenarnya merupakan kegiatan budaya yang sudah berlangsung turun temurun. Namun, sejak 25 tahun terakhir acara tersebut tidak lagi digelar. “Karena itu, kami juga ingin melestarikan tradisi,” kata dia
Sementara itu, Wakil Sekjen DPP Barindo Kris Budianto mengatakan pihaknya mendukung penyelenggaraan merti dusun sebagai bentuk pelestarian warisan budaya. Selama ini, Barindo melakukan pendampingan warga Soko dalam menghadapi bencana Merapi. “Kami melakukan pendampingan sejak awal erupsi, kemudian mencarikan mereka lokasi pengungsian karena awalnya mereka terkatung-katung,” papar Kris.
Menurut dia, Barindo juga akan memberikan bantuan pupuk gratis untuk para petani. Hal ini karena para petani yang akan memulai bercocok tanam kesulitan biaya. Pupuk ini akan diberikan dalam satu kali musim tanam. “Untuk musim depannya akan kita pinjami. Ini untuk melatih kemandirian penduduk,” imbuhnya.

No comments:

Post a Comment