Saturday, February 5, 2011

Maraknya Kesenian Lereng Merbabu


SATU lagi padepokan seni berdiri di Kabupaten Magelang. Padepokan yang diberi nama Wargo Budoyo ini berdiri di kaki Gunung Merbabu, atau tepatnya di Dusun Gejayan Desa Banyusidi Kecamatan Pakis.
Berdirinya padepokan yang dipimpin Kepala Desa Banyusidi Riyadi ini semakin menambah serakan kehidupan seni budaya di Kabupaten Magelang. Sebelumnya, orang telah banyak mengenal kiprah Padepokan Tjipta Budaya Tutup Ngisor milik Sitras Anjilin, kelompok Teater Gadhung Mlati Sengi pimpinan Ismanto serta Studio Mendut dengan tokoh sentralnya Sutanto Mendut.


Pembentukan padepokan seni di kaki Gunung Merbabu ini dimaksudkan untuk melestarikan kebudayaan Jawa dan sekilagus mengembangkan kesenian tradisional di Kabupaten Magelang. "Hampir semua kesenian ada di Pakis. Ini tentu akan sangat bagus jika terus dikembangkan sehingga bisa menjadi wadah untuk berekspresi," jelas Riyadi.
Riyadi berharap pembentukan padepokan ini bisa mewadahi ekspresi seni warga Pakis sehingga bisa terus berkembang. Saat ini kesenian yang sudah berkembang di sekitar Gunung Merbabu meliputi seni topeng ireng, warok bocah, dan juga kipas mego. Sekarang beberapakesenian tradisonal lainnya juga mulai tumbuh di kawasan tersebut.
Pembentukan padepokan seni budaya tersebut mendapat sokongan penuh dari pemerintah pusat. Pemerintah bahkan menganggarkan dana APBN sebesar Rp 1,5 miliar untuk pembangunan sarana dan prasarana di Desa Seni tersebut. Dana sebesar itu disalurkan lewat Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.
"Selama lima bulan kami membangun gapura, saluran air bersih, penerangan jalan dan lain sebagainya. Kawasan ini kami tata ulang agar bisa mendukung pembentukan Desa Seni," kata Riyadi, yang didapuk menjadi penanggung jawab padepokan tersebut.
Ruang Publik
Sementara itu, Camat Pakis, Wisnu Harjanto mengatakan, pihaknya gembira atas pembangun padepokan Wargo Budoyo ini. Wisnu menegaskan padepokan tersebut harus bisa menjadi ruang publik bagi pelestarian budaya tanah air.
"Di Pakis ada ratusan kelompok seni dan semuanya bagus-bagus. Pakis ibarat gudangnya kesenian. Mereka tentu butuh wadah berekspresi. Kita harus memberikan ruang bagi seni tradisional untuk berkembang," papar dia.
Peresmian padepokan Wargo Budoyo ini berlangsung meriah. Sebanyak 22 kesenian tradisional tampil menghibur masyarakat selama sehari semalam. Ke-22 jenis kesenian tersebut tampil di dalam dua panggung. Satu panggung di padepokan, dan satu lainnya panggung terbuka di tengah dusun.

Dikutip suara merdeka

No comments:

Post a Comment