Tuesday, December 27, 2011

Gus Wisanggeni dan Gus Harris Susilo : Meningkatnya kualitas Iman di sekitar Borobudur

Gus Senja Galindra Wisanggeni asal Kota Magetan Jawa Timur datang di kota wisata Borobudur menilai kehidupan beragama di sekitar Obyek wisata Borobudur, menurutnya,  mereka tidak terpengaruh oleh typical daerah  pariwisata pada umumnya. Magelang atau Kabupaten Magelang kelihatannya sebuah kota Tanggung yang masih mencari Jati Dirinya yaitu format Religius atau Forrmat Kota wisata. " Ujarnya.

Hal itu dibenarkan oleh Gus Haris Susilo asal Surabaya yang mengaku sedang melakukan aktivitas sosialnya di sekitar Borobudur. Menurutnya :  Candi Borobudur yang boleh dikata Tujuan Wisata berkelas International, kehidupan Pondok dan Aktivitas agamanya tetap kental dan tidak terpengaruh oleh nilai-nilai asing di dalamya.

Gus Senja Galindra Wisanggeni dan Gus Haris bersamasama melakukan tugas mulia melakukan syi'ar di sekitar Borobudur, menemui beberapa orang yang dijumpainya, bahkan hingga ke pondok-pondok pesatren baik besar maupun kecil, berbincang bincang seputar peningkatan kualitas iman. Setelah ditanya oleh salah seorang hamba, bagaimana meningkatkan kualitas iman dalam diri seseorang, mereka /beliau menjelaskan Kualitas Iman dapat meningkat apabila Kita selalu ingat dan mensyukuri atas pemberianNya kepada Kita semua. pemberian apa? yaitu segala apa yang sudah kita peroleh selama ini. selalu mengucapkan  syukur atas kenikmatan dan bersabar apabila kita mendapatkan musibah. 

Selanjutnya, Gus Haris menggambarkan arti hidup, yaitu mencurahkan segala kemampuan yang ada pada diri kita untuk kebaikan orang lain. "Alhamdullillah masyarakat sekitar Borobudur dapat menerima apa yang kita lakukan, aktivitas Pondok Pesantren di sekitar Borobudur juga memberikan suport pada kita berdua atas upaya yang kita lakukan."  Kata Gus Haris 

Secara garis besar mereka menilai, bahwa masyarakat pinggiran kota Borobudur tidak terpengaruh oleh suasana Pariwisata Internasional, seperti kehidupan malam, Cafe, Karaoke dan lain-lain. Bahkan semakin meningkatkan nilai Ibadahnya walaupun Borobudur dianggap rentan terhadap menurunnya nilai-nilai ukhuwah Islamiah. Yang penting Kualitas Iman pada diri seseoranglah yang menjadi target  kami.  selalu melakukan mukhasabah, berinteropeksi diri. agar tidak terperosok oleh nafsu dan kemewahan dunia.  

Visi dan misi beliau berdua cukup sederhana,
Ingin mebuat terang  dunia(padhanging  donyo) seprti yang dikatakan gus wisanggeni kepada saya.
sedangkan ingin melihat gemerlapnya dunia(gemerlaping donyo) seperti apa yang dikatakan Gus haris kepada saya dan keluarga saya.
Ucapan yang simple yang selalu keluar dari mulut gus wisanggeni,dan yang mungkin simple tapi mengandung banyak arti.
misalkan kata-kata seperti ini "NGAPAIN TERKECOH" apa lagi kalau masalah dunia,kok lebih rendah daripada hewan.
kata yang benar-benar simple tapi menurut saya sangat amat berbobot.
Mudah-mudahan kedatangan beliau memberi banyak makna dan kegunaan untuk magelang dan tentunya daerah borobudur.
Mungkin sepenggal cerita dari sepasang putra jawa timur yang selalu meninggikan kata hati daripada pikiran.
Mudah-mudahan menjadi baik diantara yang terbaik,

No comments:

Post a Comment